Senin, 18 Februari 2013

ANTI-TANK

foto : dokumen ANTI-TANK

Tulisan ini pernah dimuat di house of horror zine vol. 1 bagaimana anti-tank menceritakan asal mula dia merajah tembok kota dan semangat perlawanannya. (morp)

ANTI-TANK adalah sebuah proyek kecil-kecilan yang saya mulai sejak 2003, di sebuah kota kecil Pematangsiantar, SUMUT. Ini adalah proyek pribadi berdasarkan inisiatif dan spontanitas saja pada awal kelahirannya. Kelahirannya berasal dari sebuah scene punk di sana, yang awalanya hanyalah bertujuan sebagai nama band saya. Saya membawa nama ANTI-TANK kepada teman - teman sebagai alternatif pencarian nama band. Dan berita hebatnya akhirnya nama itu tidak disetujui oleh semua anggota, dan hebatnya lagi band itu bubar tanpa menghasilkan apa pun, kecuali menghabiskan waktu untuk bersenang - senang.

Setelah mimpi akan band itu terlupakan, saya memakai nama ANTI-TANK untuk semua proyek pribadi saya. Seperti membuat emblem, komik, poster, zine dan berbagai artwork pesanan teman. Saya memilih nama ANTI-TANK untuk semua proyek saya adalah karena saya tak mungkin menggunakan nama Andrew pada setiap karya dan karena saya memang menyukai sebuah konsep nama yang melibatkan unsur kata "ANTI". Ini dikarenakan untuk iklim punk di daerah saya, scenenya bisa terbilang primitif dan politis (meski juga tidak politis amat) Sebahagian besar dari kita masih tertarik dengan isu-isu politis dan menomor sekiankan cerita tentang musik dan genre-genre nya. Jadi isu yang beredar disekeliling kita adalah isu seputar anti militerisme, anti globalisasi, anti fasisme/rasisime dan ke anti-anti an lainnya. maka dari sana saya pikir saya harus menggunakan unsur ANTI tersebut pada nama yang ingin saya bentuk.

Kemudian saya menemukan "TANK" -nya ketika menonton berita di tv tentang militan yang menghancurkan tank Amerika dengan senjata roket ANTI-TANK. Wow! ini dia yang saya cari! "TANK" tersebut adalah sebuah simbolisasi sempurna dari militerisme yang dulu banyak mempengaruhi pola pikir kita di scene punk. Dan dari situlah nama ANTI-TANK berasal.

Aktivitas ANTI-TANK di awal kelahirannya banyak berkisar pada pembuatan artwork personal atau poster gig atau poster protes yang saya buat untuk protes ini itu. Walau hanya fotokopian dan berukuran A4, saya sangat menikmatinya. Mulai dari ide, proses pengerjaan hingga eksekusinya. Meskipun saya tidak pernah tahu bahwa itu ternyata dikenal dengan sebuah tehnik street art wheatpaste. Tapi bagi saya ketika itu poster adalah sebuah hal yang harus saya lakukan dan sangat tak mungkin untuk mengabaikannya. Poster dan menggambar adalah hal yang sangat penting kala itu. Poster-poster itu saya tempel di beberapa tempat sepanjang jalan dari SMA saya hingga ke rumah. Saya melakukannya disiang bolong dan sendirian, menempel nya dengan begitu polosnya lengkap dengan seragam sekolah dan tidak sadar bahwa itu adalah ilegal! Tapi tentu disaat itu dimasa dimana internet belum seperti sekarang tak ada yang begitu peduli dengan poster asal - asalan itu. Disamping saya menempelinya di jalanan saya juga membagikannya kepada teman - teman yang berminat. Bagi saya ide tentang melakukan dan berbagi sesuatu adalah sebuah ketertarikan bagi saya.

foto : dokumen ANTI-TANK
Ketika saya tiba di Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah, barulah saya membawa ANTI-TANK kepada wujudnya yang sekarang. Ketika saya melihat kemegahan mural dan graffiti, poster dan stiker, Taring padi dan Apotik Komik, semangat dan gairah, kegilaan dan keberanian, disitulah saya semakin tak bisa tidur. Bagaimana mungkin saya bisa pura - pura tidak melihat dan mengabaikan apa yang dilakukan oleh orang - orang itu pada tembok tinggi di Sagan, pada apa yang terjadi dengan pertempuran cat semprot di Jokteng, Kusumanegara, Tugu dan puluhan spot lainnya yang semakin hari semakin gila dan menggairahkan. Disetiap pagi ketika saya harus pergi kekampus dan melihat semua keriuhan karya - karya baru masih basah sisa pertempuran tadi malam. Saya pikir saya harus ikut ambil bagian dengan apa yang terjadi di sini. Tak mungkin diam saja, membudakkan diri pada hegemoni kampus.

Jadi pada dasarnya apa yang sedang saya lakukan sekarang adalah bagian dari praktik mata pelajaran paling fundamental dari kultur punk yaitu Do It Yourself nya. DIY adalah hal yang saya yakini hingga sekarang. Melakukan apapun yang saya sukai dan yakini, tanpa harus peduli dan menghabiskan energi pada lingkar kotak defenitif semu dekonstruktif tak penting. Entah DIY itu bermuara pada politik, seni, komunitas, perilaku, teman atau percintaan. Ahh... 


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar